Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah


  Jika Anda ingin makalah yang lengkap dalam format Microsoft Word silahkan download disini.
II.1   PENGERTIAN IMAN DAN KITAB
Menurut bahasa iman adalah percaya dan membenarkan. Sedangkan menurut istilah iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan amal perbuatan. Iman juga disebut sebagai akidah yang teguh terhadap semua ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak boleh diubah atau dipisahkan dari keyakinan seseorang.
Iman dan akidah bukan hanya sekedar percaya dalam hati kepada rukun iman, tetapi mesti diwujudkan dalam bentuk amalan dan perbuatan.

Menurut bahasa kata kitab memiliki dua pengertian, yaitu perintah dan tulisan. Sehingga kitab dapat diartikan sebagai kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul yang berisi pedoman hidup bagi umatnya serta telah dibukukan.
Adapun kitab-kitab Allah yang wajib diimani yaitu :
v     Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS
v     Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS
v     Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS
v     Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Sebagai seorang muslim yang takwa, harus meyakini sepenuhnya bahwa keempat kitab ini merupakan wahyu dari Allah yang diturunkan kepada para Rasul sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia.
Dengan demikian, orang yang tidak mengimani kitab-kitab Allah tidak dapat dikatakan beriman. Karena dalam Islam, iman kepada kitab-kitab Allah termasuk salah satu rukun iman. Sebagaimana Nabi SAW bersabda yang artinya : Iman ialah bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada Qadar yang baik dan buruk. (HR. Muslim dari Umar bin Khattab).

II.2   KITAB-KITAB ALLAH
Allah SWT berfirman :
b%x. â¨$¨Z9$# Zp¨Bé& ZoyÏnºur y]yèt7sù ª!$# z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# šúï̍Ïe±u;ãB tûïÍÉYãBur tAtRr&ur ãNßgyètB |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ zNä3ósuŠÏ9 tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# $yJŠÏù (#qàÿn=tF÷z$# ÏmŠÏù 4 $tBur y#n=tG÷z$# ÏmŠÏù žwÎ) tûïÏ%©!$# çnqè?ré& .`ÏB Ï÷èt/ $tB ÞOßgø?uä!%y` àM»oYÉit6ø9$# $JŠøót/ óOßgoY÷t/ ( yygsù ª!$# šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä $yJÏ9 (#qàÿn=tF÷z$# ÏmŠÏù z`ÏB Èd,ysø9$# ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 3 ª!$#ur Ïôgtƒ `tB âä!$t±o 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ ?LìÉ)tGó¡B ÇËÊÌÈ  



Artinya : Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para Nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkannya bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian diantara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. (QS. Al-Baqarah : 213).

Ayat di atas menjadi dalil naqli tentang dasar diturunkannya kitab-kitab Allah.

1.      Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa a.s sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israil. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, yang artinya : Dan Kami berikan kepada Musa, kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman). “Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku.” (QS. Al-Isra’ : 2).


Isi kanduingan kitab Taurat sebagai berikut :
a.       Kewajiban meyakini keesaan Allah.
b.      Larangan menyembah berhala.
c.       Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia.
d.      Perintah menyucikan hari sabtu (sabat).
e.       Perintah menghormati kedua orang tua.
f.        Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar.
g.       Larangan berzina.
h.       Larangan mencuri
i.         Larangan ingin (mendekati) berbuat zina.
j.        Larangan mengambil hak orang lain.

2.      Kitab Zabur
Kata Zabur berasal dari kata Zabara yang berarti “menulis”, “menulis dengan sempurna”, atau “mengukir tulisan pada batu”.
Adapun Zabur menurut istilah adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada seorang Nabi. Jadi, Zabur tidak hanya diterima oleh Nabi Daud a.s, tetapi juga diterima oleh Nabi lainnya sehingga ada banyak Zabur. Walaupun demikian, yang terkenal adalah Zabur yang diterima oleh Nabi Daud a.s sehingga pada umumnya orang mengenal Zabur sebagai kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Daud a.s.
Zabur Nabi Daud a.s terdiri atas 150 pasal. Zabur berisi nyanyian-nyanyian yang disenandungkan Nabi Daud, seperti ungkapan pengalaman hidupnya, permintaan ampun atas dosanya kepada Allah, sukacita karena kemenangannya atas musuh Allah dan kemuliaaan Allah.

3.      Kitab Injil
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa a.s sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israil.
Allah SWT berfirman :
$uZø¤ÿs%ur #n?tã NÏd̍»rO#uä Ó|¤ŠÏèÎ/ Èûøó$# zNtƒótB $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB Ïp1uöq­G9$# ( çm»oY÷s?#uäur Ÿ@ŠÅgUM}$# ÏmŠÏù Wèd ÖqçRur $]%Ïd|ÁãBur $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB Ïp1uöq­G9$# Yèdur ZpsàÏãöqtBur tûüÉ)­GßJù=Ïj9 ÇÍÏÈ  

Artinya : Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang sebelumnya yaitu Taurat dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Ma’idah : 46).


Kitab Injil ini memuat beberapa ajaran pokok, antara lain :
a.       Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni.
b.      Ajaran yang menympurnakan kitab Taurat.
c.       Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus).
d.      Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya.

Injil, seperti halnya kitab Taurat dan Al-Qur’an, adalah wahyu Tuhan yang kemudian disampaikan kepada umat-Nya. Al-Qur’an membenarkan Injil dalam pengertian bahwa Allah menurunkan Injil kepada Nabi Isa a.s sebagaimana Allah menurunkan Taurat kepada Nabi Musa a.s.
Dalam Al-Qur’an kata Injil disebut sebanyak 12 kali. Menurut sebagian ahli tafsir, Al-Qur’an menyebut umat Nasrani. “Ahlul Kitab” Karena Tuhan memberi mereka kitab (Injil) melalui Nabi Isa. Sebutan itu merupakan suatu penghormatan.

4.      Kitab Al-Qur’an
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab.
Sebagaimana firman Allah :
x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR tb$s%öàÿø9$# 4n?tã ¾ÍnÏö6tã tbqä3uÏ9 šúüÏJn=»yèù=Ï9 #·ƒÉtR ÇÊÈ  
Artinya : Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad) agar dia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh alam (jin dan manusia). (QS. Al-Furqan : 1).

Secara keseluruhan isi Al-Qur’an dapat diklasifikasikan ke dalam 3 pembahasan pokok seperti di bawah ini.
a.       Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah.
b.      Pembahasan yang mengangkat prinsip-prinsip ibadah.
c.       Pembahasan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip syariat.

Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang pertama dan utama. Sebagai sumber hukum, Al-Qur’an berisi ajaran yang paling lengkap sekaligus membenarkan seluruh kitab sebelumnya. Al-Qur’an berisi ajaran dan konsep-konsep kehidupan yang tidak lekang oleh zaman dan masa.
Al-Qur’an mempunyai sekian banyak kedudukan yang penting dan strategis dalam Islam seperti di bawah ini :
a.       Sebagai Wahyu Allah SWT yang Diturunkan Kepada Nabi Muhammad SAW
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah memuat segala aturan hidup dan berisi petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Segala hal yang terdapat dalam Al-Qur’an bukan buatan Nabi Muhammad SAW.
b.      Sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Sebagai wahyu Allah yang paling sempurna dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, serta sesuai dengan kedudukannya, isi Al-Qur’an selalu sesuai untuk segala waktu dan tempat. Oleh karena itu, Al-Qur’an sanggup menjawab segala tantangan zaman. Itulah sebabnya, Al-Qur’an merupakan mukjizat yang paling besar dan dapat bertahan sampai akhir zaman.
c.       Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Islam
Al-Qur’an menjadi sumber pokok dan dalil pertama dalam hukum Islam. Selain itu, sebagai hakim tertinggi dalam memutuskan masalah atau persoalan yang dihadapi manusia.
Al-Qur’an memiliki banyak nama, diantaranya sebagai berikut :
a.       Al-Kittab/Kitabullah, surah Al-Baqarah :2.
b.      Al-Hadi artinya yang memberi petunjuk.
c.       Al-Furqan artinya pembeda, surah Al-Furqan :1.
d.      Al Zikr artinya peringatan, surah al-Hijr :9 dan surah an-Nahl :44.
e.       Al Haqq artinya kebenaran, surah Ali ‘Imran :62.

Selain keempat kitab di depan, Allah SWT telah menurunkan wahyu dalam bentuk suhuf. Suhuf berisi tentang hukum dasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan agama bagi Nabi/Rasul yang telah diberikan suhuf.
II.3   PERINTAH UNTUK MENGIMANI KITAB

1.      Dalil-Dalil Wahyu
a.       Perintah Allah SWT untuk beriman kepada kitab-kitab-Nya dan penjelasan Allah tentang kitab-kitab tersebut. Allah SWT berfirman :
Yang artinya :
o       “Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (An-Nisa’ : 136)
o       “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain.” (Al-Maidah : 48).
o       “Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia dan Dia menurunkan Al-Furqan.” (Ali Imran : 3-4).
o       “Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (An-Nisa : 163).


b.      Penjelasan Rasulullah SAW tentang kitab-kitab tersebut dalam banyak sekali hadits. Misalnya,
o       “Sesungguhnya keberadaan kalian terhadap orang-orang sebelum kalian ialah seperti waktu antara shalat Ashar dengan terbenamnya matahari. Pemeluk kitab Taurat diberi kitab Taurat. Kemudian mereka mengamalkannya hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak mampu melaksanakannya kemudian diberi uang satu Qirath satu Qirath (pecahan uang dinar). Pemeluk kitab Injil diberi kitab Injil, kemudian mereka mengamalkannya hingga shalat Ashar dikerjakan. Kemudian mereka tidak mampu mengamalkannya, kemudian mereka diberi uang satu Qirath satu Qirath. Kemudian kalian diberi Al-Qur’an. Kemudian kalian mengamalkannya hingga matahari terbenam, kemudian kalian diberi uang dua Qirath dua Qirath. Para ahli berkata, ‘mereka lebih sedikit amal perbuatannya daripada kami, namun lebih banyak pahalanya’, Allah berfirman, ‘Apakah Aku mengurangi sedikitpun dari hak kalian?’ mereka menjawab, ‘tidak’. Allah berfirman, ‘itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang aku kehendaki’. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
o       “Kalian jangan membenarkan ahli kitab dan jangan mendustakan mereka. Namun ucapkanlah, kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan diturunkan kepada kalian. Tuhan kami dan Tuhan kalian adalah satu, dan kita menyerahkan diri kepada-Nya.”

2.      Dalil-Dalil Akal
a.       Kelemahan manusia dan kebutuhannya kepada Tuhan mereka dalam memperbaiki jasmani dan rohaninya. Itu menghendaki penurunan kitab-kitab-Nya, yang berisi hukum-hukum, yang mewujudkan kesempurnaan pada manusia dan apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan dunia mereka dan kehidupan akhirat mereka.
b.      Para Rasul adalah mediator antara Allah SWT dengan hamba-hamba-Nya. Para Rasul tersebut tidak berbeda dengan manusia lainnya yang hidup pada zaman tertentu, kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung kitab tertentu. Pastilah risalah mereka bilang begitu saya bersamaan dengan kematian mereka. Dan manusia sepeninggal mereka hidup tanpa risalah dan tanpa mediator. Akibatnya, hilangnya tujuan utama wahyu dan risalah. Tidak diragukan lagi, bahwa kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Illahiyah.
c.       Jika Rasul menyeru kepada suatu umat tidak membawa kitab dari Tuhannya, yang didalamnya terdapat undang-undang, petunjuk dan kebaikan. Maka dengan mudah manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi, kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Illahiyah untuk menegakkan hujjah pada manusia.

1 komentar: