Jika Anda ingin makalah yang lengkap dalam format Microsoft Word silahkan download disini.
A. JENIS-JENIS KATA
Bahasa Indonesia mengenal sepuluh jenis kata atau kelas kata termasuk penggolongan berdasarkan sifat kata dalam suatu kalimat.
Sepuluh jenis kata tersebut adalah :
1. Kata Benda 2. Kata Kerja 3. Kata Sifat 4. Kata Keterangan 5. Kata Ganti | 6. Kata Bilangan 7. Kata Depan 8. Kata Sambung 9. Kata Sandang 10. Kata Seru |
1. Kata Benda
Kata benda ialah kata yang menyebut nama sesuatu yang berdiri sendiri atau yang dibendakan. Kata benda disebut “substantive atau nomina”.
Contoh : bangku, mobil
1) Ciri-Ciri Kata Benda
a) Dapat diikuti imbuhan sebagai pembentuk kata benda.
Contoh :
ke + tua menjadi ketua
pe + tulis menjadi penulis
b) Dapat diawali kata depan di, ke, dari.
Contoh : dari Masjid, ke Jakarta
c) Dapat diawali kata si, sang.
Contoh : si dukun, sang Raja
d) Dapat menduduki sebagai objek kalimat.
Contoh :
Dia melakukan pelanggaran yang cukup fatal.
Amin menjual merpatinya kepada Iwan.
e) Dapat menduduki sebagai subjek kalimat.
Contoh :
Sepedanya baru saja dicuri orang.
Ibunya sedang arisan.
f) Dapat didahului oleh kata bilangan.
Contoh : lima buah, satu ekor
g) Dapat diikuti oleh kata ini dan itu.
Contoh :
Lapangan ini luas sekali.
Malam itu aku tak dapat tidur.
h) Dapat dikembangkan dengan kata yang dan diikuti kata sifat.
Contoh :
Penampilan yang menarik.
Jalan yang becek.
i) Dapat diikuti kata ganti ku, mu, dan nya.
Contoh : bukuku, bajumu
2) Sifat-Sifat Kata Benda
Ditinjau dari sifat-sifatnya, maka kata benda dapat dibagi menjadi dua macam.
a. Kata benda berwujud (konkrit), yaitu kata benda yang menyatakan nama benda yang berwujud atau yang dikenal dengan panca indera (diraba, dilihat, didengar, dirasai dan sebagainya).
Contoh : orang, kapal
b. Kata benda tak berwujud (abstrak), yaitu kata benda yang menyatakan sesuatu yang hanya dikenal melalui pikiran (tidak berwujud).
Contoh : pengetahuan, keamanan
3) Bentuk-Bentuk Kata Benda
Ditinjau dari bentuknya maka kata benda (KB) terdiri dari beberapa macam :
a) KB kata dasar
Contohnya : kelas, buku
b) KB kata majemuk
Contoh : matahari, mahasiswa
c) KB kata ulang
Contoh : sayur-mayur, mata-mata
d) KB berimbuhan
Contoh : membacanya, keadilan
2. Kata Kerja
Kata kerja ialah kata yang menyatakan tindakan atau perilaku. Kata kerja disebut juga verba.
1) Ciri-Ciri Kata Kerja
a) Seringkali diikuti atau melekat pada imbuhan.
Contoh :
- Pada me- : merajut, menangis
- Pada ber- : bernyanyi, berbuat
- Pada di- : dikawin, dibaca
- Pada ter- : terpukul, terduduk
- Pada memper- : mempermudah, mempersulit
- Pada memper-i : memperbaiki
- Pada memper-kan : mempertemukan, mempermainkan
b) Menduduki predikat pada kalimat.
Contoh :
Adik menembak burung.
Rumah Anton diperbaiki.
c) Dapat diikuti kata-kata telah, sudah, belum, akan, sedang dan sebagainya.
Contoh :
Telah : telah berjalan, telah diselesaikan
Sudah : sudah makan, sudah nikah
Belum : belum menikah, belum mengerjakan
Akan : akan datang, akan pergi
Sedang : sedang dikerjakan, sedang dilaksanakan
d) Dapat diperluas dengan kata dengan dan diikuti kata sifat.
Contoh :
Tidur dengan mendengkur.
Bekerja dengan sungguh-sungguh.
2) Jenis-Jenis Kata Kerja
Kata kerja dalam Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a) Kata kerja aktif, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan dilakukan oleh subjek dan biasanya berawalan ber- dan me-.
Contoh :
Bapak membaca surat kabar.
Ibu memasak di dapur.
b) Kata kerja pasif, yaitu kata kerja yag subjeknya menderita atau perbuatannya dilakukan oleh objek. Biasanya dilengkapi dengan awalan di-, ter-, di-i, atau di-an.
Contoh :
Adik dipukul temannya.
Dia tertabrak mobil.
c) Kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang selalu diikuti oleh objek dan biasanya berawalan me-.
Contoh :
Iwan menembak merpati di atas genting.
Adik membaca majalah.
d) Kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak diikuti oleh objek.
Contoh :
Bapak tidur di ruang tamu.
Ibu sedang menjahit.
e) Kata kerja aus, yaitu kata kerja yang tidak memiliki imbuhan.
Contoh : tidur, makan
f) Kata kerja finitiv, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan dan berperan sebagai predikat kalimat.
Contoh :
Mendengkur itu tidak baik.
Menikah itu wajib bagi setiap orang dewasa.
g) Kata kerja refleksif, yaitu kata kerja yang berakibat (mengenai) pelakunya sendiri.
Contoh :
Adik memotong kukunya sendiri.
Dia bersepatu baru.
h) Kata kerja resiprok, yaitu merupakan kara kerja yang menyatakan saling atau berbalas-balasan.
Contoh :
Mereka buru-memburu.
Keduanya berpelukan.
i) Kata kerja komulatif, yaitu kata kerja yang letaknya berurutan dalam kalimat.
Contoh :
Ayah sudah beranjak tidur sebelum jam sembilan.
Ibu pergi berbelanja ke pasar.
3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang menerangkan keadaan, sifat khusus, atau watak suatu benda. Oleh sebab itulah kata sifat disebut juga kata keadaan atau adjektiva.
Contoh : rumah baru, panjang tangan
1) Ciri-Ciri Kata Sifat
a) Dapat didahului dengan kata sangat, agak, terlalu, paling dan amat.
Contoh : sangat buruk, agak manis
b) Dapat memberikan sifat suatu benda.
Contoh :
rumah + besar rumah besar
(KB) (KS)
baju + merah baju merah
(KB) (KS)
c) Dapat diulang dengan memberi imbuhan se-nya.
Contoh : seburuk-buruknya, sejauh-jauhnya
d) Dapat diikuti oleh kata-kata sekali dan benar.
Contoh : jauh sekali, enak benar
2) Pembentukan Kata Sifat
Kata sifat ada yang memang benar-benar kata sifat dan ada pula yang terjadi dari kata lain. Pembentukan kata sifat dari jenis kata lain dapat terjadi karena mendapat imbuhan.
Contoh : berduri, berbau
3) Jenis Kata Sifat
Menurut jenisnya kata sifat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
a) Kata sifat berbentuk kata dasar.
Contoh : manis, merah
b) Kata sifat yang berbentuk kata majemuk.
Contoh : keras kepala, merah delima
c) Kata sifat berbentuk kata ulang.
Contoh : bengkak-bengkok, compang-camping
d) Kata sifat berimbuhan.
Contoh : berduri, berapi
4) Tingkatan Kata Sifat
Ditinjau dari pemakaian dalam kalimat, maka kata sifat memiliki tingkatan-tingkatan.
a) Tingkatan positif, yaitu kata sifat yang berdiri sendiri dalam suatu kalimat.
Contoh :
Tempat Andi memang jauh.
Adik anak malas.
b) Tingkatan Komparatif, yaitu kata sifat yang selalu didahului dengan kata lebih dalam suatu kalimat.
Contoh :
Budi lebih tegas dibandingkan adiknya.
Ana lebih cantik daripada gadis sedesanya.
c) Tingkat superlatif, yaitu kata sifat yang selalu didahului kata paling.
Contoh :
Dia paling pandai di kelasnya.
Rumah itu paling bagus.
5) Fungsi Kata Sifat
a) Untuk menyatakan sifat (berfungsi atributif).
Contoh :
Gedung besar itu kemarin terbakar.
Paman membeli motor bekas.
b) Sebagai kata keterangan (berfungsi adverbal).
Contoh :
Sejak subuh tadi ia bekerja keras.
Dilarang keras mengganggu binatang.
c) Sebagai predikat (berfungsi predikatif).
Contoh :
Rumah itu amat bagus.
Sumur itu amat dalam.
d) Sebagai kata depan (berfungsi preposisi).
Contoh :
Menggunting dalam lipatan.
Urusan dalam negeri ditentukan oleh birokrasi.
e) Sebagai kata benda (berfungsi sebagai substantif).
Contoh :
Dalamnya laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu.
Mahal itu belum tentu baik.
4. Kata Keterangan
Kata keterangan berfungsi sebagai keterangan pada kata yang bukan kata benda. Kata selain kata benda adalah kata kerja, kata keadaan dan kata bilangan.
a) Kata keterangan waktu, yaitu kata keterangan yang menentukan saat berlangsungnya suatu kejadian atau peristiwa.
- Kata keterangan waktu yang sedang berlangsung.
Contoh : sedang, lagi
- Kata keterangan waktu yang telah berlalu.
Contoh : kemarin, telah
- Kata keterangan waktu yang akan datang.
Contoh : sebentar lagi, nanti
b) Kata keterangan tempat, yaitu kata yang menyatakan suatu peristiwa itu terjadi pada tempat tertentu.
Contoh : sini, ke mana
c) Kata keterangan keadaan, yaitu kata yang menerangkan suatu keadaan terjadinya peristiwa.
Contoh : janggal, mahal
d) Kata keterangan sebab, yaitu kata yang menerangkan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa.
Contoh : karena, apabila
e) Kata keterangan kuantitatif, yaitu kata yang menerangkan tingkat seringnya suatu peristiwa itu terjadi.
Contoh : kerap kali, kira-kira
f) Kata keterangan kesungguhan, yaitu kata yang menerangkan bahwa suatu peristiwa itu benar-benar terjadi.
- Taraf kepastian
Contoh : tentu, niscaya
- Taraf kemungkinan
Contoh : kira-kira, agaknya
- Taraf pengharapan
Contoh : semoga, hendaknya
g) Kata keterangan penekanan, yaitu kata yang menekankan pada suatu peristiwa.
Contoh :
Ia datang juga.
Engkau datang pula.
5. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang harus bertugas menggantikan kata benda yang telah disebut atau setidak-tidaknya telah dikenal.
1) Ciri-Ciri Kata Ganti
a) Engkau sebagai pengganti orang yang diajak bicara disebut kata ganti orang.
b) Mu sebagai pengganti orang yang diajak bicara yang menjadi pemilik. Disebut kata ganti pemilik.
c) Apa sebagai pengganti yang ditanyakan. Disebut kata ganti tak tentu.
d) Itu, Ini sebagai kata penunjuk yang mengganti hal yang telah diketahui (berita). Disebut kata ganti penunjuk.
e) Yang sebagai kata yang bertugas mengganti hal yang telah disebut dan menghubungkan kalimat. Disebut kata ganti penghubung.
2) Jenis Kata Ganti
a) Kata ganti orang pertama.
Tunggal
Aku : - dipakai jika kedua belah pihak yang berbicara tak perlu hormat-menghormati (sering dipakai dalam pergaulan akrab).
- dipakai oleh orang yang merasa lebih tua atau lebih tinggi derajatnya.
Jamak
Kami : - dipakai jika orang kedua tidak masuk lingkungan pembicara.
- dipakai oleh seseorang atas nama pimpinan atau wakil.
Kita : - dipakai jika orang kedua tidak termasuk dalam lingkungan pembicaraan.
- dipakai sebagai jamak kebesaran oleh orang-orang besar atau pengarang.
b) Kata ganti orang kedua.
1) Kata ganti orang sebenarnya.
Tunggal :
Engkau : - dipakai dalam pergaulan yang akrab.
- dipakai terhadap orang kedua yang lebih rendah derajatnya atau yang lebih muda dari pembicara
Kamu : - dipakai oleh orang pertama terhadap orang kedua yang lebih rendah derajatnya atau lebih muda usianya dalam pergaulan yang ramah.
Jamak :
Kami : - dipakai oleh pembicara terhadap orang kedua yang lebih muda atau rendah jumlahnya lebih dari satu.
2) Kata ganti orang pinjaman.
Untuk menyatakan rasa hormat, biasanya dipakai kata-kata sebagai berikut ini :
- Kata benda : tuan, nyonya, anda.
- Dalam pergaulan hubungan keluarga : kakak, kang mas, adik, ayah, ibu, kakek, nenek, bibi, paman, dan sebagainya.
- Nama status atau pekerjaan : tuan, nyonya, babu, mandor, pemborong, yang mulia, paduka, raden dan sebagainya.
c) Kata Ganti Orang Ketiga
1. Kata ganti orang sebenarnya.
Tunggal
Ia = dipakai untuk mengganti orang ketiga (III) atau benda yang dijadikan pokok kalimat.
Dia = merupakan pengganti ia apabila :
- kata ia memperoleh tekanan yang keras.
- kata ia menjadi pokok kalimat.
- kata ia didahului oleh kata-kata yang berakhir dengan fonem n, i atau a
Misalnya :
Aku berusaha meyakinkan dia.
Mengapa dia pergi?
Nya = merupakan pengganti ia sebagai tujuan atau
keterangan yang tidak mendapat tekanan.
Misalnya :
Kembalikan buku itu kepadanya.
Wati membelanjakannya buah-buahan.
Beliau = merupakan pengganti ia yang perlu dihormati.
Jamak :
Mereka = hanya dipakai untuk menggantikan orang ketiga (III) yang lebih dari satu bagi manusia dan yang disamakan dengan manusia (misalnya malaikat, jin dan sebagainya).
d) Kata Ganti Pemilik
Kata ganti pemilik yaitu kata sebagai ganti milik atas suatu barang yang menyertainya dalam suatu kalimat.
Kata aku, engkau, kamu, ia, dan mereka, maka kata ganti akan berbentuk :
Buku ia menjadi bukunya
Buku aku menjadi bukuku
Contoh pemakaian dalam kalimat :
Bolehkah aku pinjam teleponmu (telepon kamu)?
Sepedanya (ia/dia) sekarang rusak.
e) Kata Ganti Penanya
Kata ganti penanya ialah kata ganti yang dipakai untuk bertanya.
1) Kata ganti penanya benda, dipakai kata apa, siapa, mana, yang mana.
Contoh :
Apa itu ?
Orang apa itu ?
2) Kata Ganti penanya waktu, dipakai kata kapan, bila, bilamana, apabila.
Contoh :
Kapan dia datang ?
Bilakah engkau datang ?
3) Kata ganti penanya tempat, biasanya dipakai kata dimana, ke mana, darimana.
Contoh :
Dimanakah rumahmu ?
Kemana tuanmu ?
4) Kata ganti penanya keadaan, biasa dipakai kata mengapa dan bagaimana.
Contoh :
Mengapa kau bersedih ?
Mengapa kau duduk di situ ?
5) Kata ganti tak tentu adalah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk benda atau hal yang tak tentu atau tak terlalu dikenal. Biasanya menggunakan kata sesuatu, suatu pun, mana, mana-mana, yang mana, seseorang, apapun, barangsiapa dan siapa-siapa.
6) Kata ganti penghubung, yaitu kata ganti yang berfungsi sebagai pengantar atau penghubung anak kalimat. Bisanya digunakan kata yang.
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan ialah kata yang menyatakan jumlah sesuatu (benda) atau menunjuk urutannya dalam deretan. Kata bilangan disebut juga numeralia.
1) Ciri-Ciri kata bilangan diantaranya adalah :
a. Kata-kata tersebut menyatakan jumlah suatu benda atau urutan sesuatu (benda) dalam deretan sebuah kalimat.
b. Kata-kata bilangan cocok untuk menjawab pertanyaan berapa atau beberapa.
2) Jenis-Jenis Kata Bilangan
Ditinjau dari jenisnya, kata bilangan dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya :
a) Kata bilangan tentu, yaitu kata bilangan yang menyatakan jumlah sesuatu benda secara pasti, dinyatakan dalam angka.
Contohnya : satu, dua
b) Kata bilangan tak tentu, yaitu kata bilangan yang menyatakan jumlah sesuatu (benda) yang tak tentu. Kata yang dipergunakan adalah : banyak, beberapa, semua
Jika kata bilangan tak tentu ini dihubungkan dengan kata benda, biasanya tak perlu menggunakan kata penunjuk. Kecuali kata beberapa.
Contoh : semua anak, sedikit jumlahnya.
c) Kata bilangan tingkat, yaitu kata bilangan yang menyatakan urutan sesuatu (benda) dalam deretannya dengan sesuatu (benda) lain.
Contoh : kesatu (pertama), ketiga
d) Kata bilangan kumpulan, yaitu kata yang menyatakan sesuatu (benda) dalam kumpulan. Biasanya dibentuk dengan imbuhan ke- dan ber-.
Contoh :
Keduanya telah pergi.
Keseluruhan jawaban tak ada yang benar.
e) Kata bantu bilangan, yaitu kata bilangan pelengkap yang membantu suatu bentuk satuan dari objeknya.
Contoh : sebutir jagung, sekantong uang
7. Kata Sambung (Konjungsi)
Kata sambung ialah kata yang berfungsi untuk menghubungkan sebuah kalimat atau anak kalimat. Kata sambung disebut juga konjungsi.
1) Ciri-Ciri Kata Sambung
a) Berperan sebagai penyambung antara kata dengan kata yang sama jabatannya dalam kalimat.
b) Berperan sebagai penyambung kalimat dengan kalimat, atau anak kalimat dengan anak kalimat.
2) Jenis-Jenis Kata Sambung
Ditinjau dari maknanya maka kata sambung dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
a) Kata sambung yang menyatakan sambungan. Biasanya menggunakan kata : dan, apalagi dan sebagainya.
b) Kata sambung menyatakan waktu. Biasanya menggunakan kata : waktu, ketika dan sebagainya.
c) Kata sambung menyatakan maksud dan tujuan. Biasanya menggunakan kata : agar, biar dan sebagainya.
d) Kata sambung menyatakan perlawanan. Biasanya menggunakan kata : tetapi, melainkan dan sebagainya.
e) Kata sambung menyatakan sebab dan akibat. Biasanya menggunakan kata : sebab, sehingga dan sebagainya.
f) Kata sambung menyatakan syarat dan pengandaian. Biasanya menggunakan kata : jika, kalau dan sebagainya.
g) Kata sambung yang menyatakan sebab yang tak diperdulikan atau pernyataan mengalami. Biasanya menggunakan kata : biar, meskipun dan sebagainya.
8. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lain serta menentukan sekali sifat penghubungnya.
1. Macam-Macam Kata Depan
a) Kata depan asli (sejati), yaitu yang berfungsi semata-mata hanya melakukan jabatan sebagai kata depan. Biasanya menggunakan kata : di, ke, dari dan untuk.
Contoh :
Tugu Pahlawan berada di kota Surabaya.
Ayah kemarin berangkat ke Amerika.
b) Kata depan pinjaman, yaitu kata yang disamping berfungsi sebagai kata depan dalam kalimat juga melakukan jabatan lain. Biasanya menggunakan kata : tentang, atas dan sebagainya.
Contoh penggunaan dalam kalimat :
Kabar tentang kerusuhan di Jakarta itu kini sudah sepi.
Semenjak dulu hingga kini, kau tetap suka bergurau.
c) Kata depan tunggal, yaitu kata depan yang hanya terdiri dari suku kata. Biasanya terdiri dari kata di, ke, dari, untuk, tentang, karena, hingga, sampai.
d) Kata depan majemuk gabungan, yaitu kata depan yang terdiri dari dua kata. Biasanya menggunakan kata : di dalam, kepada dan sebagainya.
2. Penggunaan Berbagai Kata Depan
1. Contoh penggunaan kata depan dengan.
a) Kata depan untuk menyatakan alat.
Contoh : Dia memukul tikus dengan sebatang besi.
b) Untuk mendahului keterangan keadaan.
Contoh : Dengan takutnya ia memenuhi panggilan polisi.
c) Untuk menyatakan teman.
Contoh : Dengan kekasihnya ia mendatangi undanganku.
2. Contoh penggunaan kata depan pada.
a. Dipakai sebagai kependekan kata pada.
Contoh : Hanya padanya kusandarkan harapanku.
b. Dipakai di depan kata yang menyatakan tempat.
Contoh : Dipasang pada bagian belakang perahunya.
c. Dipakai di depan kata yang menyatakan waktu.
Contoh : Pada akhir minggu ini.
d. Dipakai untuk menyatakan makna menurut.
Contoh : Pada dasarnya (menurut dasarnya).
3. Contoh pemakaian kata depan atas.
a) Dipakai sebagai singkatan kata di atas.
Contoh : pendapat itu bertumpuh atas pemikirannya sendiri.
b) Untuk menyatakan arah seperti dalam kata akan, pada, kepada, tentang.
Contoh : atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
c) Untuk dipakai sebagai pengganti dengan atau karena.
Contoh : atas perjuangannya yang tak kenal lelah, ia kini sukses.
d) Dipakai dalam arti jadi (bila dihubungkan dengan kata bagi), dan dan (bila dihubungkan kata terjadi).
Contoh : onderdir mobil itu terdiri atas besi dan baja.
4. Contoh Penggunaan Kata Depan Demi
a) Dipakai menyatakan untuk.
Contoh : demi Allah.
b) Dipakai untuk memisah-misahkan antara unsur yang satu dengan lainnya.
Contoh : kata demi kata telah dibacanya sampai habis.
5. Contoh penggunaan kata depan berkat dipakai untuk menunjukkan pertalian sebab atau pengaruh baik.
Contoh : berkat kemurahan Tuhan dalam memberi rezeki…
6. Contoh penggunaan kata depan antara.
a) Dipakai sebagai penunjuk jarak dua benda atau jarak dan lain sebagainya dengan menambah kata dan.
Contoh : antara Kerawang dan Bekasi.
b) Dipakai untuk menyatakan pengertian dalam lingkungan atau di tengah-tengah.
Contoh : antara murid-murid dalam kelas itu, Aminlah yang paling pandai.
9. Kata Sandang (Artikal)
Kata sandang ialah kata yang memiliki fungsi untuk menjadikan suatu kata menjadi kata benda. Fungsi kata sandang akan jelas jika kata itu berada dalam suatu kalimat dipakai sebagai kata sandang ialah si, sang, para, bang, yang, nya. Kadang-kadang dapat pula menggunakan kata ini, itu, suatu, seorang, sebuah dan lain sebagainya.
Contoh : si kancil, sang kekasih.
10. Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru ialah kata yang digunakan untuk memberi seruan dalam menekankan sesuatu yang dipentingkan. Kata seru disebut juta interjeksi.
Contoh : pergilah !, astaga !
0 komentar:
Posting Komentar